Kamis, 18 November 2021

Sekolah Menengah Pertama

Hai, apa kabar semua? Saya harap kalian baik-baik saja. Seperti judul di atas, saya akan melanjutkan kisah perjalanan saya selama di SMP.

Saya sekolah di sekolah negeri yang cukup bagus pada masanya. Rasa bangga yang berlebih ketika masuk dalam sekolah tersebut, bahkan hingga saat ini mungkin. Banyak kegembiraan yang saya rasakan ketika itu. Mulai dari pertemanan hingga suasana yang saya rasakan.

Dimulai dari awal masuk SMP. Saya mudah dalam bergaul bersama teman-teman saya, walau tidak dapat dipungkiri, saya juga sempat menjadi perundungan atau yang kita kenal dengan bullying. Namun, saya tak pernah hiraukan hal tersebut, sampai para perundung tersebut diam, capek meladeni saya yang tidak memberikan respon yang mereka inginkan.

Kembali ke topik suasana yang saya rasakan. Saya menikmati - sekali - kisah sekolah saya ketika itu. Merasakan cinta monyet yang menggelikan, pertemanan yang saling tulus, hingga saling menguatkan ketika ujian sekolah mendatang. Semua begitu jelas tergambarkan dalam pikiran saya hingga saat ini. Baik, kita mulai kisah smp yang begitu menyenangkan.

Selanjutnya, ketika saya sudah resmi menjadi siswi di smp tersebut, saya memiliki teman yang begitu mengerti saya dan begitupun sebaliknya. Kami sering memikirkan cara licik, kabur ketika ekskul wajib telah dimulai. Awalnya saya senang ikut ekskul, namun untuk masa ini, saya memilih menikmati masa smp saya di luar sekolah. 

Saya selalu pulang tidak tepat waktu, tapi bukan berarti saya main tanpa izin. Saya selalu menghabiskan waktu saya untuk bermain ke mall terdekat dari smp saya. Tidak setiap waktu, tapi sering dan bahkan menjadi kebiasaan saya dengan teman-teman saya. 

Jika kalian pikir, kami orang yang berfoya-foya, jawabannya tidak. Karena kami selalu bermain diakhir pekan atau hari jumat, sebagai hari terakhir sekolah dan esoknya akan libur. Kami tidak jajan selama empat hari, agar kami bisa bersenang-senang bersama-sama di mall tersebut. Sungguh menyenangkan sekali.

Hingga akhirnya kami tiba di masa akhir smp, kelas tiga telah tiba. Kami mulai fokus pada diri sendiri, dan memikirkan masa depan yang harus dihadapi setelah masa ini. Kami berpencar, mencari jati diri sesungguhnya demi ketenangan jiwa kami. Dan sekarang, semua itu menjadi kenangan indah yang tidak mungkin saya lupakan. Kepada kalian yang membaca ini, percayalah peristiwa apapun yang terjadi, akan selalu menjadi kenangan yang tersimpan dalam hari dan ingatan kalian.

Sampai sini dulu cerita hidup saya, saya pribadi pamit, sampai bertemu dicerita selanjutnya.

Selasa, 23 Juli 2019

Sekolah Dasar

Sesuai dengan judul, saya akan berbicara kisah saya saat saya SD. Tak perlu memperpanjang kalam, mari kita mulai.

Mungkin kebanyakan anak-anak SD mereka bermain dengan seumuran dan mempunyai banyak mainan. But not with me, ya karena saat saya SD saya membantu orang tua saya berdagang, mungkin tidak terlalu berat hanya melayani anak-anak yang seumuran dengan saya jajan ke warung orang tua saya. tapi mulai dari situ lah saya menjadi seperti sekarang.

Oh iya saya sudah punya adik dari sebelum saya SD dan saat adik saya masih di dalam kandungan ibu saya, saya mengharapkan bahwa itu perempuan agar saya mempunyai teman bermain yang dimana kebetulan saat itu anak-anak perempuan di sekitaran rumah saya jarang hanya ada beberapa. Namun ternyata tidak sesuai dengan keinginan saya, ternyata adik saya laki-laki, yaaa saya sedikit menyesal namun mau bagaimana pun ia tetap adik saya. Dan saya menjadi anak perempuan satu-satunya. (Fyi, saya juga punya abang).

Back to the topic, tidak ada yang spesial saat masa SD saya tapi saya akan tetap bercerita karena dari sana membuat saya menjadi pribadi yang seperti ini. Saya bukan seorang introvert ataupun sebaliknya tapi saya bisa menyeimbangkan keduanya. Di Sekolah Dasar saya tetap bermain dengan kawan-kawan dan saya yang masih polos itu sangat percaya akan 'sahabat sejati'. Sampai satu saat saya tidak mempercayainya lagi dan yang membuat saya mempunyai banyak kawan tapi merasa tak pernah ada yang dekat dengan saya sebagai sahabat.

Hal yang begitu menyesekkan buat saya, anak polos yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar mengalami hal menyakitkan. Saat itu saya menganggap bahwa kawan saya ini sahabat saya karena kita memang begitu dekat hingga saat kita berada di kelas 6 dan seolah merasa sudah remaja bahkan dewasa. Kawan ku ini, sebut saja namanya 's' dia pacaran dengan salah seorang yang berada di kelas saya, sebut saja namanya 'a'. Dan kebetulan mereka berdua sahabat saya.

Awalnya mereka begitu saling membenci namun saya sebagai sahabat tidak suka melihat mereka yang terus bertengkar, saat 's' bermain dengan saya tidak ada 'a' dan begitu pun sebaliknya. sampai pada mereka saling bermaafan dan membuat saya sangat bahagia, bisa berkawan dengan mereka tanpa ada yang menghilang. Namun sayang, masa itu hanya sebentar, mereka berpacaran. mereka janji terhadap saya tidak akan meninggalkan saya dan saya percaya itu.

Hingga di satu masa, mereka berpacaran sudah melebihi batas (menurut saya), dengan bodohnya saya menceritakan ketidaksukaan mereka berpacaran kepada salah satu kawan saya di kelas, sebut saja 't'. Tentu saja 't' membocorkannya kepada kedua sahabat saya. Dan yang mengejutkan 'a' bilang ke 't' bahwa saya tidak menyukai mereka dari awal. Kenapa bisa seperti itu? Baik akan saya jelaskan perlahan-lahan.

Menurut mereka saya berlebihan dalam menghadapi mereka berdua. Entah benar atau tidak, saya tidak membenarkan. Dan ketika mereka berpacaran, mereka menganggap saya banyak ngatur. Jadi dimata mereka seolah saya yang salah. Mungkin jika permasalahannya sampai situ, akan tidak masalah. Tapi hal yang lebih buat saya sakit adalah, ketika mereka mengatakan bahwa mereka tidak menyukai saya. Jadi buat apa selama ini mereka selalu bercerita ke saya? Mulai dari situ saya tidak lagi mempercayai 'sahabat sejati'.

Karena saat itu sudah kelas akhir, saya lebih memfokuskan untuk Ujian Nasional. Saya les setiap hari demi bisa masuk SMP negeri. Dan karena kesungguhan saya saat itu, saya diterima di SMP negeri.

Sampai sini dulu cerita hidup saya, saya pribadi pamit, sampai bertemu dicerita selanjutnya.

Sekolah Menengah Pertama

Hai, apa kabar semua? Saya harap kalian baik-baik saja. Seperti judul di atas, saya akan melanjutkan kisah perjalanan saya selama di SMP. Sa...